Landmark Tugu Giri Menang Town Square, Gerung- Lombok Barat

Penulis : Andi Mahardani

Photograpy: Ida Ketut Sukrayana

(Giri Menang/02 April 2013) Seribu nama sejuta pesona.

Tugu GMTS_by Sukre

Taman TuguGMTS_by Sukre

Nama – nama seperti  Udayani (bukan Udayana), Bundaran Giri Menang, Bundaran Kubah Emas, Bundaran Simpang Siur, Bundaran Mendagi, Tugu Lombok Barat Bangkit, Tugu Pelangi dan Tugu Air Mancur bernyanyi, kerap dijadikan sebutan pada Tugu Giri Menang Town Square. Tugu di sebuah bundaran, yang merupakan pesona baru di pulau Lombok, utamanya bagi masyarakat Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB. Sejak mulai beroperasi pada pertengahan bulan Maret 2013 lalu, pengunjung dari berbagai penjuru tumpah ruah berdatangan demi menyaksikan Landmark baru, pemecah arus kendaraan yang menuju maupun dari arah BIL (Bandara Internasional Lombok) dan Pelabuhan Penyebrangan Lembar. Karena itulah, Bundaran dengan tugu menyerupai menara masjid itu, praktis menjadi jembatan penghubung antar kota, sekaligus sebagai Gerbang Utama / Pintu masuk ke Pulau Lombok.

Warung Tenda_by Sukre

Bentor_by Sukre

Tugu ini dirancang sebagai magnet penarik massa oleh pemerintah daerah setempat. Tak jauh dari bundaran, lapak PKL berjajar rapi dilengkapi tempat Parkir agar tak menggangu laju arus kendaraan. Lapak – lapak yang menyediakan berbagai kuliner tradisional hidangan khas masyarakat sasak, mulai dari sekedar Pelecing Kangkung, Sate Bulayak, hingga Ayam Taliwang, siap menggoyang lidah para penikmat dan pengunjung. Gazebo permanen, lengkap dengan beberapa ruang toilet disediakan sebagai tempat tongkrongan bagi para kawula muda dan keluarga, sembari menikmati indahnya lampu warna warni yang memancar dari tugu megah itu. Sesekali alunan musik mengiringi letupan air mancur (Fontain) membentengi sisi bundaran. Tak hanya itu, berbagai wahanapun disediakan bagi para pengunjung terutama mereka yang membawa serta anak dan balita, seperti odong-odong dan bentor dengan kocek Rp.1000 per orang untuk sekali putaran mengelilingi areal bundaran, wahana yang siap membawa pengunjung untuk mengenal lebih dekat ke semua sisi bundaran berdiameter 20.

Gazebo Permanen_by Sukre

Mengingat lokasi tugu yang sangat strategis, maka setiap wisatawan dan pengunjung dari luar Pulau Lombok pasti akan melintasinya. Tugu 3 lantai ini, berada di 21 km dari arah BIL (Kabupaten Lombok Tengah) atau sekitar 10 km dari Pelabuhan Penyebrangan Lembar (Kabupaten Lombok Barat) menuju ibu kota Provinsi NTB, Kota Mataram. Akan sangat indah jika dilalui atau disaksikan pada malam hari. Konsep tugu kubah yang dihiasi cahaya lampu beraneka warna dan air mancur merupakan perpaduan yang menghasilkan arsitektur monument bernilai seni tinggi. Hingga menarik minat para wisatawan domestik maupun mancanegara untuk sekedar singgah mengabadikan Foto Berlatar Tugu Giri Menang Town Square.

Mengenang sekilas Bundaran Giri Menang

Sebelum adanya jalan Tol Bypass, areal ini adalah tempat sepi dengan petakan persawahan, hanya dilalui oleh Truk, Tronton, Fuso pengiriman barang, serta Bus dan beberapa kendaraan yang hendak Bongkar Muat, menuju Pelabuhan Penyebrangan Lembar. Mula – mula hanya terdapat monument Patung Karapan sapi yang dibangun pada tahun 1990-an oleh Bupati Lombok Barat pada saat itu, Lalu Mujitahid. sehingga awalnya masyarakat lebih mengenal areal tersebut dengan sebutan Tugu Patung Sapi.

Seiring dibangunnya BIL disokong dengan bypass yang menjadi jalan utama menuju Bandar Udara dan pintu pelabuhan, Tugu patung sapi itu telah bermetamorfois menjadi salah satu pusat keramaian, tempat tamasya keluarga, tongkrongan baru bagi masyarakat dari kawasan sekitar maupun Luar. Jika dulunya tongkrongan serupa hanya ditemui di kawasan Udayana di Kota Mataram, kini lengangnya Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat-Giri Menang-Gerung, yang dulunya mati seolah mulai hidup, ditandai dengan gagahnya bangunan tugu/menara Masjid bernilai 3 Milyar Rupiah. Sebuah symbol yang menjadi Icon Baru masyarakat Pulau Lombok, Pulau seribu Masjid, yang patut dibanggakan.

Bundaran Giri Menang merupakan Bundaran dengan taman dan kubah air mancur terbesar di kawasan Indonesia Timur. Sejak di bangun mulai awal Januari 2012 hingga diresmikan pada bulan April 2013 oleh Bupati Lombok Barat, H. Zaini Arony, maka sebutan Tugu Patung Sapi lebih akrab disebut Bundaran Tugu Giri Menang Town Square. Keberadaan Patung sapi yang semula merupakan satu-satunya monument penghias jalan  tetap di pertahankan, sehingga keaslian struktur awal areal tersebut, tidak hilang begitu saja.

Monumen Tugu Giri Menang Town Square memang tak semegah Taj Mahal di India, tidak memiliki Nilai Historis seperti Tugu Hachiko di Jepang atau Tugu Yogyakarta dengan usia 3 abad, yang kerap kali dicium oleh mahasiswa yang hendak diwisuda. Namun, makna yang terpancar dibalik pembangunannya hampir mirip dengan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, yakni sebagai mercusuar. Tidak hanya sebagai karya seni arsitektur semata, tetapi bangunan tersebut merupakan symbol jati diri masyarakat Lombok Barat pada khususnya, dan masyarakat suku sasak yang mendiami Pulau Lombok pada umumnya. Sebuah monumen Tugu Selamat datang di pulau seribu masjid.

Jika Monas dahulunya di bangun oleh Bung Karno sebagai bukti eksistensi Indonesia di kancah internasional. Maka, Tugu Giri Menang Town Square dibangun sebagai bukti eksistensi dan metamorphosis kebangkitan sebuah kabupaten kecil di kawasan Indonesia Bagian Timur, yakni Kabupaten Lombok Barat yang tengah mencoba untuk bangkit dan di kenal luas.

Dengan hadirnya tugu tersebut, telah memberi dampak positif, baik di sektor ekonomi, sosial maupun budaya. Mulai tumbuh dan berkembang sebagai pusat KEK (Kegiatan Ekonomi Kemasyarakatan) baru di Lombok Barat, tempat berkumpul, dan sebagai arena Pagelaran Budaya. Salah satu Landmark dengan pesona khas yang menjadi asset wisata dan cerminan Religiusme masyarakat Sasak, utamanya di Kabupaten Lombok Barat.(**)

Email:

andimahardani@yahoo.com

troyadharmawangsa@gmail.com

ekspedisi.lombokbarat@gmail.com